Pendahuluan
Sampai Abad ke-11 Masehi, dibawah
pemerintahan Kaum Muslimin, Palestina merupakan daerah kawasan yang tertib,
aman dan damai. Orang-orang yahudi, Nasrani dan Islam hidup bersama. Kondisi
ini tercipta sejak masa Khalifah Khalifah Umar bin Khattab (638M) yang berhasil
merebut daerah ini dari kekaisaran Byzantium (Romawi Timur). Namun kedamaian
itu seolah lenyap ditelan bumi begitu tentara Salib datang dan melakukan
peperangan. Pemandangan mengagumkan akan terlihat beberapa orang memenggal kepala
kepala musuh, lainnya menembaki dengan panah panah hingga mereka berjatuhan
dari menara menara, lainnya menyiksa dengan lebih kejam dengan memasukannya
kedalam api yang menyala. Tumpukan tangan, kaki, kepala terlihat dijalan jalan
kota, juga mayat mayat manusia, kuda berserakan. Ini merupakan perang Jihadnya
orang orang kafir, yang ingin mengambil alih kekuasaan dari orang orang Muslim.[1] Perang
Salib memiliki efek yang buruk tetapi terlokalisir pada dunia islam. Dimana
Perang ini meninggalkan bekas yang amat dalam. Muslim secara tradisional
mengelu elukan Salahuddin Al-Ayyubi seorang kesatria kurdi sebagai pahlawan
perang. Pada abad ke-21, sebagian dunia Arab seperti Gerakan Kemerdekaan Arab
dan gerakan Pan-Islamisme masih terus menyebut keterlibatan dunia Barat di
Timur Tengah. Perang Salib dianggap oleh dunia Islam sebagai pembantaian
yang kejam dan keji oleh kaum Kristen Eropa.[2]
Sedangkan pada tahun 656H. Baghdad
menghadapi serbuan pasukan Mongol dibawah pimpinan Hulaghu Khan. Khilafah
Abbasiyah jatuh ketangan orang-orang Mongolia . kemudian bangsa Mongol
menguasai Irak[3].
Maka dari sini perlu bagi kita untuk membicarakan secara singkat tentang
Mongolia.
Perang Salib
v Sebab Terjadinya
Perang salib ( 1096-1291 M ) terjadi sebagai reaksi dunia Kristen
di Eropa terhadap dunia Islam di Asia , yang sejak 632 M, dianggap sebagai
pihak “Penyerang”, bukan saja di Syiria dan di Asia kecil, tetapi juga di
Spanyol dan Sisilia. Disebut perang salib, karena ekspedisi militer
Kristen mempergunakan Salib sebagai simbol pemersatu untuk menunjukan bahwa
peperangan yang mereka lakukan adalah perang suci dan bertujuan untuk
membebaskan kota suci Baitulmaqdis (Yarussalem) dari tangan orang orang Islam.
Penyebab langsung terjadinya perang salib adalah permintaan
Kaisar Alexius Connenus pada tahun 1095 kepada Paus Urbanus II. Kaisar dari
Bizantyum meminta bantuan dari Romawi karena daerah daerah yang tersebar sampai
ke pesisir Laut Marmora. “dibinasakan” oleh Bani Seljuk[4].
Bahkan, kota Konstantinopel juga diancam. Adanya permintaan ini. Paus melihat
kemungkinan untuk mempersatukan kembali (Gereja Yunani dengan Romawi yang telah
terpecah tahun 1009-1054 M.
Isi pidato yang menyulut Perang Salib terjadi pada November
1095 Paus Urban menyampaikan pidatonya di Clermont ( bagian tenggara Perancis )
dan memerintahkan orang orang Kristen agar memasuki lingkungan makam suci /
tanah suci[5],
merebutnya dari orang orang jahat dan menyerahkannya kembali kepada mereka.
Inilah pidato paling berpengaruh yang pernah disampaikan oleh Paus sepanjang
catatan sejarah. Orang orang yang hadir disana meneriakan slogan Deus Vult ( Tuhan Menghendaki ) sambil mengacung
ngacungkan tangan. Pada musim semi tahun1097 M , sekitar 1.50.000 manusia,
sebagian besar orang Frank, Norman, dan sebagian lagi rakyat biasa menyambut
seruan untuk berkumpul di Konstantinopel. Pada saat itulah genderang Perang
Salib, disebut begitu karna salib dijadikan lencana pertama di tabuh.
Penyebab lain Perang Salib adalah faktor Sosial- Ekonomi. Para
pedagang besar yang berada di Pantai Timur Laut Tengah, terutama yang berada di
Kota Venezia, Ganoa, dan Pisa, berambisi untuk menguasai sejumlah Kota dagang
di sepanjang Kota Timur dan Selatan Laut Tengah untuk memperluas jaringan
perdagangan mereka. Untuk itu, mereka rela menanggung sebagian dana Perang
Salib dengan maksud menjadikan kawasan itu sebagai pusat perdagangan mereka
bila Kristen Eropa memperoleh kemenangan.[6]
Beberapa pemimpin dari jamaah Perang Salib itu turut ikut serta oleh
dorongan nafsu untuk memperkaya diri sendiri. Pedagang pedagang dari pisa,
genoa, naluri perdagangannya melihat adanya kepentingan kepentingan perdagangan
dalam peperangan itu. Orang-orang yang suka berkelana dan berpetualang
menggabungkan diri dengan tentara Salib mempunyai tujuan hidup yang baru.
Banyak pula orang-orang yang mempunyai dosa besar yang beranggapan bahwa turut
berperang sebagai penebus dosa dosanya. Sedangkan mayoritas orang-orang
Perancis, Italia dan Sisilia yang perekonomian dan kehidupan sosialnya jelek,
turut berperang akan memperbaiki ekonomi mereka. Sehingga bisa dikatakan bahwa
motivasi keikutsertaan orang orang Eropa Kristen untuk perang jihad bukan
semata mata faktor keimanan, Melainkan berbagai faktor. Tetapi yang jelas dalam
Perang Salib ini, semangat para Musafir Kristen tampak sangat menonjol.
Timbul keinginan untuk berziarah kemana mana kesegala arah, bagi mereka
berziarah kepalestina ini dan beribadah ketempat tempat yang menjadi saksi
kehidupan Kristus mempunyai impian tersendiri.[7]
Perang Salib bagi orang
orang Kristen, juga merupakan jaminan untuk masuk surga sebab jika mati dalam Perang
Salib , menurut mereka adalah mati sebagai Pahlawan Agama dan langsung
masuk Surga walaupun mempunyai dosa-dosa pada masa lalunya.[8]
v Periodisasi Perang Salib
Periodisasi Perang Salib
terbagi menjadi tiga periode . Pertama, disebut periode penaklukan
(1009-1144 M ), kedua, Periode Masa timbulnya reaksi umat Islam (
1144-1192 M ), dan Periode Ketiga, masa perang saudara kecil kecilan.
Periode pertama, disebut
periode penaklukan. Jalinan kerja sama Kaisar Alexius I dan Paus Urbanus II
berhasil membangkitkan semangat umat Kristen, terutama akibat pidato Paus
Urbanus II di Clermont ( perancis selatan ), 26 November 1095 M. pidato
tersebut membuat orang orang Kristen mendapatkan suntikan untuk mengunjungi
kuburan suci. Hassan Ibrahim dalam buka Tarikh Al Islam ( Sejarah Kebudayaan
Islam ) menggambarkan keadaan ini sebagai gerombolan rakyat jelata yang tidak
memiliki pengalaman perang, tidak disiplin dan tanpa persiapan. Gerakan ini
dipimpin oleh Pierre I’ermite. Sepanjang jalan menuju Konstantinopel. Mereka
membuat keonaran, melakukan perampokan dan bahkan terjadi bentrokan dengan
penduduk Hongaria dan Bizantium. Akhirnya dengan mudah Pasukan Salib ini
dikalahkan oleh pasukan dinasti Saljuk.
Pasukan Salib berikutnya
dipimpin oleh Godfrey Of Bouillon. Gerakan ini lebih merupakan militer yang
terorganisasi rapi. Mereka berhasil menduduki kota kecil Palestina ( Yarussalem
) pada 7 Juli 1099 M , pasukan Godfrey ini melakukan pembantaian besar besaran
terhadap umat Islam tanpa membedakan laki-laki dan perempuan, anak-anak, dewasa
serta tua dan muda. Mereka juga membumi hanguskan bangunan bangunan milik umat Islam.
Sebelum menduduki Baitulmaqdis,
pasukan ini terlebih dahulu merebut Anatalia Selatan, Tarsus, Antiolia, Allepo,
dan Ar-Ruba’ (Edessa), juga merebut Tripoli, Syam ( Suriah) dan Arce.
Kemenangan pasukan salib pada
periode ini telah mengubah peta dunia Islam dan berdirinya kerajaan kerajaan
Latin-Kristen di Timur, seperti kerajaan Baitulmaqdis (1099 M) dibawah
pemerintahan Raja Godfrey, Edessa (1099) dibawah Raja Baldwin, dan Tripoli (1099M)
dibawah kekuasaan Raja Reymond.
Periode kedua, disebut
periode reaksi umat Islam (1144-1192 M ). Jatuhnya beberapa wilayah kekuasaan
umat Islam ketangan kaum kaum Salib membangkitkan kaum Muslimin menghimpun
kekuatan untuk menghadapi mereka. Dibawah komando Imanuddin Zangi, gubernur
Mosul, kaum Muslimin bergerak maju
membendung serangan pasukan Salib. Bahkan, mereka berhasil merebut
kembali Aleppo dan Edessa (1144 M ). Setelah Imududdin wafat tahun 1146 M ,
posisinya digantikan oleh putranya, Nuruddin Zangi. Ia meneruskan cita cita
ayahnya yang ingin membebaskan negara negara islam di Timur dari cengkraman
kaum Salib. Kota kota yang berhasil dibebaskan, antara lain Damaskus (1147 M ),
Antiolia (1149 M ) , dan Mesir (1169 M ).
Kemenangan kaum Muslimin ini,
terutama setelah munculnya Salahuddin Yusuf Al-Ayubi (Saladin) di Mesir yang
berhasil membebaskan Baitulmaqdis pada 2 Oktober 1187. Keberhasilan umat Islam ini
telah membangkitkan kaum Salib untuk mengirim ekspedisi militer yang lebih
kuat. Ekspedisi ini dipimpin oleh Raja Raja besar Eropa, seperti Frederick I
(Barbarosa, kaisar jerman ), Richard I (The Lion Hearted, raja Inggris), dan
Philip II (Augustus, Raja perancis). Ekspedisi Salib Ini dibagi beberapa
divisi, sebagian menempuh jalur darat sebagian yang lain menempuh jalur Laut.
Frederick yang memimpin jalur darat tewas ketika menyeberangi sungai Armenia,
dekat kata Ruba’ (Edessa). Sebagian tentaranya kembali, kecuali beberapa orang
yang terus melanjutkan perjalanan dibawah pimpinan putera Frederick.
Dua divisi lainnya yang menempuh
jalur Laut bertemu di Sisilia. Mereka berada di Sisilia hingga musim dingin
berlalu. Karena terjadi kesalahpahaman, akhirnya mereka meninggalkan Sisilia
secara terpisah. Richard menuju Ciprus dan mendudukinya, kemudian melanjutkan
perjalan ke Syuriah (Syam), sedangkan Philip langsung ke Arce, dan pasukannya
berhadapan dengan pasukan Salahuddin Al-Ayyubi, sehingga terjadi pertempuran
sengit, namun akhirnya pasukan Salahudin Al-Ayyubi memilih mundur dan mengambil
langkah untuk mempertahankan Mesir. Dalam keadaan demikian pihak Richard dan
pihak Salahuddin Al-Ayyubi sepakat untuk melakukan gencatan senjata dan membuat
perjanjian damai[9].
Inti perjanjian damai itu adalah daerah pedalaman akan menjadi milik kaum
Muslimin dan umat Kristen yang akan berziarah ke Baitulmaqdis akan terjamin
keamanannya. Adapun pesisir utara, Arce, dan jaita berada di bawah kekuasaan
tentara Salib.
Periode ketiga ( 1193-1291 M
) lebih dikenal dengan periode perang saudara kecil kecilan atau periode
kehancuran didalam pasukan Salib. Hal ini disebabkan oleh ambisi Politik untuk
memperoleh kekuasaan dan sesuatu yang bersifat materialistik daripada motivasi
Agama. Dalam periode ini, muncul pahlawan wanita dari kalangan kaum Muslimin
yang terkenal gagah berani, yaitu Syajar Ad-Durr. Ia berhasil menghancurkan
pasukan Raja Louis IX dari Perancis sekaligus
menangkap Raja tersebut. Bukan hanya itu, pahlawan wanita yang gagah berani ini
telah mampu menunjukan kebesaran Islam dengan membebaskan dan mengizinkan Raja
Louis IX kembali ke negerinya, Perancis.[10]
Pada tahun 1219 M meletus kembali peperangan, dimana tentara Kristen dipimpin
oleh Raja Jerman, Frederik II, mereka berusaha merebut mesir lebih dahulu
sebelum ke Palestina dengan harapan mendapatkan bantuan dari orang-orang
Kristen disana. Dalam serangan tersebut mereka berhasil menduduki Dimyath. Raja
Mesir saat itu, dari dinasti Ayyubiyah ,Al Malik Al Kamil membuat perjanjian
dengan Frederick. Isinya antara lain Frederick bersedia melepaskan Dimyath dan
sementara Al Malik Al Kamil melepaskan Palestina, Frederick menjamin keamanan
kaum Muslim disana. Dalam perkembangan berikutnya, Palestina dapat direbut
kembali oleh Kaum Muslimin pada Tahun 1247 M, pada masa pemerintahan Al Malik
Al Shalih, penguasa Mesir selanjutnya. Dan selanjutnya ketika Mesir dikuasai
oleh dinasti Mamalik yang menggantikan dinasti Ayyubiyah, pimpinan perang
dipegang oleh Baibars, Qalawun dan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah. Pada masa
merekalah daerah Akka dapat direbut kembali oleh Kaum Muslim pada Tahun 1291 M.
Demikianlah Perang Salib yang berkobar di Timur. Perang Ini tidak
berhenti di Barat. Di Spanyol , Sampai Kaum Muslim terusir dari sana.[11]
v Akibat Perang Salib
Perang salib menimbulakan
beberapa akibat penting dalam sejarah Dunia. Perang salib membawa Eropa
kedalam kontak langsung dengan Dunia Muslim dan terjadinya hubungan antara
Timur dan Barat. Kontak ini menimbulkan saling tukar pikiran antara dua belah
pihak. Pengetahuan orang Timur yang Progresif dan maju memberi daya dorong
besar bagi pertumbuhan Intelektual Eropa Barat. Hal ini melahirkan suatu bagian
penting dalam menumbuhkan Renaisans di Eropa.
Keuntungan perang salib bagi
Eropa adalah menambah lapangan perdagangan, mempelajari kesenian dan penemuan
penting, seperti kompas pelaut, kincir angin dan sebagainya dari orang Islam.
Mereka juga dapat mengetahui cara bertani yang maju dan mempelajari kehidupan
industri timur yang lebih berkembang. Ketika kembali ke Eropa , mereka
mendirikan sebuah pasar khusus untuk barang barang Timur. Orang Barat memulai
manyadari kebutuhan akan barang barang Timur. Dan karena kepentingan ini
perdagangan antara Timur dan Barat menjadi lebih berkembang. Kegiatan
perdagangan tersebut lebih mengarah pada perkembangan kegiatan Maritim di Laut
Tengah. Orang orang Islam yang pernah menguasai Luat Tengah kehilangan
kekuasaan, sementara orang Eropa bebas menggunakan jalan laut melalui Laut Tengah tersebut.
v Poin Poin Kesimpulan :
·
Perang
Salib Terjadi Selama 3 Abad yakni pada Tahun
1096 sampai Tahun1291 Masehi.
·
Perang
Salib sebagai reaksi Umat Kristen Eropa
pada Umat Islam Asia yang sejak Tahun 632 M dianggap sebagai pihak penyerang.
Bertujuan untuk membebaskan Kota Suci (Yarussalem) dari kekuasaan Umat Islam.
·
Perang
Salib pada hakekatnya bukan perang antar
Agama, melainkan perang merebut kekuasaan daerah. Hal ini dibuktikan bahwa
Tentara Salib dan Tentara Muslim saling bertukar ilmu pengetahuan, dan
kebudayaan.
·
Selain
faktor kekuasaan, Perang Salib juga disebabkan oleh faktor Sosial-Ekonomi.
·
Perang
Salib bagi orang orang Kristen, merupakan
jaminan untuk masuk surga sebab jika mati dalam Perang Salib , menurut
mereka adalah mati sebagai Pahlawan Agama dan langsung masuk Surga walaupun
mempunyai dosa-dosa pada masa lalunya.
Bangsa Mongol
v Asal Mongolia dan Karakter Mereka
Mereka adalah kabilah kabilah besar
yang menyerupai sebuah bangsa pedalaman penduduk dan nomadik. Mereka adalah
pengembala yang hidup didataran luas didaratan Asia (dataran Mongolia) yang
luas, memanjang dari Asia Tengah, Siberia Selatan, Tibet Utara dan Turkistan
Timur. Pekerjaan sehari hari mereka adalah sebagai pengembala dan pemburu .
disamping mereka telah ada peradaban peradaban dan kerajaan kerajaan yang
memiliki keunggulan. Hal inilah yang menimbulkan perasaan iri terhadap semua
itu, padahal sebenarnya mereka merasa sanggup untuk melakukannya. Mayoritas
mereka adalah para penyembah berhala dan penyembah kekuatan kekuatan Ghaib
seperti Jin dan Syeitan. Dikalangan mereka tersebar paham hedonisme (Paham
serba boleh). Hal ini diketahui dari peperangan peperangan mereka yang penuh
kekejaman dan sikap khianat, suka melanggar perjanjian , dan menumpahkan darah,
serta merampas segala sesuatu juga memusuhi harta benda.[12]
v Invasi / Serangan Bangsa Mongol
Pada tahun 656H. Baghdad menghadapi
serbuan pasukan Mongol dibawah pimpinan Hulaghu Khan. Perlawanan kaum muslimin
mampu mereka patahkan. Pasukan tatar dibawah komando Yogunus memasuki kota
Baghdad dari jalur barat, sedangkan pasukan lainnya yang langsung dibawah
pimpinan Hulago masuk dari jalur timur. Ketika Khalifah Al-Mu’tashim bersama
beberapa pembesar dan tokoh tokoh masyarakat keluar untuk menjumpai mereka
(Pasukan Mongol), semuanya dipancung lehernya, termasuk Al-Mu’tashim sendiri,
yang setelah dibunuh lalu diseret seret dengan kuda. Paasukan Mongol kemudian
membludak memasuki Baghdad. Tiga puluh empat hari lamanya pedang mereka
merajalela, hanya sedikit saja penduduk yang selamat. Kaum muslimin yang gugur
akibat keganasan pasukan Mongol jumlahnya lebih dari satu juta delapan ratus ribu orang. Setelah
itu barulah orang orang mongol menyerukan perdamaian.
Menurut beberapa sumber sejarah kedatang Hulagu ke Baghdad atas
undangan seorang Wazhir yang bernama Ibnu ‘Alqamiy Ar-Rafhidiy[13].
Konon ia yakin bahwa Hulago akan membunuh Khalifah Al-Mu’tashim dan setelah itu
Hulago akan pergi meninggalkan Baghdad. Dengan demikian Ibnu ‘Alqamiy
Ar-Rafhidiy dapat memindahkan kekuasaan kekhalifahan kepadanya. Tetapi menurut
kenyataan setelah pasukan Mongol membunuh Khalifah, mereka merampok semua yang
terdapat didalam istana lalu membakar kota Baghdad hingga banyak sekali
penduduknya yang mati. [14]
v Pemimpin Pemimpin Mongolia Yang
Terkemuka
·
Jenghis
Khan (7H/12-13 M)
Dia adalah pemimpin paling terkemuka
tanpa tanding. Dialah yang menundukan seluruh Mongolia dan Tartar di bawah
kekuasaanya dan menyatukan mereka , lalu membentuk pasukan yang sangat besar .
dia juga yang meletakan Undang Undang Mongolia yang terkenal. Dengan pasukannya
dia menyerbu pemerintahan Khawarizm dan menghancurkannya. Dia menguasai Negeri
Negeri Asia (dengan kota kotanya yang terkenal :
Bukhara,balkh,Naisabur,Samarkand, dan sebagainya, juga kota kota besar Iran)
·
Hulaku
(7H-13M)
Dia menyerbu kearah wilayah Timur
dunia Islam, lalu menghancurkan Baghdad, dengan membunuh sebagian besar
penduduknya. Bahkan juga membunuh Khlifah terakhir Abbasiyah (al-Mu’tashim)
hingga berakhirlah Khilafah Abbasiyah. Dia kemudian melanjutkan penyerbuannya,
menghancurkan sebagian kota kota di Syam. Dia dan pasukannya tidak berhenti
kecuali setelah menderita kekalahan yang meremukkan di hadapan mamluk dalam
perang Ain Jalut[15]
pada tahun 658 H/1259 M . dia juga mendirikan pemerintahan Ilkhaniyah[16]
di irak (Wilayah yang tunduk dibawah kekuasaanya).
·
Timurlank
(8H/14M)
Dialah yang memusnahkan negeri
Persia, Irak,Syam, dan Turki.[17]
·
Zhahiruddin
Babur (10H/15-16M)
Dia adalah pendiri kekaisaran
Mongolia (Muslim) di India, yang berkuasa sepanjang Tahun 932-1275 H/ 1526
-1858 M. [18]
v Akibat Serangan Mongol Terhadap
Islam
Dampak serangan Mongol terhadap
Islam itu ada yang Positif dan ada yang Negatif. Dampak negatifnya tentu lebih
besar. Kehancuran jelas dimana mana akibat serangan Mongol. Kehancuran
kota-kota dengan bangunan bangunan yang indah indah dan perpustakaan yang
mengoleksi banyak buku memperburuk
situasi umat Islam. Pembunuhan terhadap Umat Islam terjadi, bukan hanya pada
masa Hulagu yang membunuh Khalifah Abbasiyah beserta keluarganya, tetapi
pembunuhan juga dilakukan terhadap umat Islam yang tidak berdosa seperti yang
dilakukan oleh Argun Khan dan para pemimpin bangsa Mongol yang lainnya. Bangsa
Mongol yang asal mulanya memeluk Agama nenek moyang mereka lalu beralih memeluk
Agama Budha. Yang lebih fatal lagi yaitu hancurnya Baghdad sebagai pusat
dinasti Abbasiyah yang didalamnya terdapat berbagai tempat belajar dengan
fasilitas perpustakaan , hilang lenyap dibakar oleh Hulaghu. Suatu kerugian
besar bagi Khazanah Ilmu Pengetahuan yang dampaknya masih dirasakan hingga
kini.
Sedangkan dampak positifnya, dengan
berkuasanya bangsa Mongol ini setelah para pemimpinnya memeluk Agama Islam.
Mereka dapat masuk Islam karna
berasimilasi dan bergaul dengan masyarakat Muslim dalam waktu yang panjang,
seperti yang dilakukan oleh Gazan Khan (1295 – 1304 M) yang menjadikan Islam
sebagai Agama Resmi kerajaanya walaupun pada mulanya ia beragama Budha. Dan
sepeninggal gazan digantikan oleh Uljaitu Khuda Banda (1305-1316M ) yang
memberlakukan aliran Syi’ah sebagai hukum resmi kerajaannya. Ia mendirikan
Ibukota baru yang bernama sultaniyah dekat Qazwain yang dibangun dengan arsitektur Khas II Khaniyah. Banyak
koloni dagang italia terdapat di Tabriz dan II Khaniyah menjadi pusat
perdagangan yang menghubungkan antara dunia barat dan india serta timur jauh.
Namun, perselisihan dalam keluarga dinasti II Khaniyah menyebabkan runtuhnya
kekuasaan mereka.[19]
Daftar Pustaka
·
Al-Usairy,Ahmad:
Sejarah Islam : Akbarmedia, Jakarta, 2003
·
Supriyadi,Dedi
: Sejarah Peradaban islam ,Pustaka Setia, bandung, 2008
·
Mufrodi,Ali
: Sejarah Umat islam, Bulan Bintang,Jakarta, 1986
·
http://wikipedia.org
[1] .
Dr. Ali Mufrodi : Islam dikawasan kebudayaan Arab. Hlm.110
[2] .
http://wikipedia.org
[3] .
Ahmad Al-Usairy : Sejarah Islam, hlm.322
[4]
Bani Seljuk berasal dari suku bangsa Ghuzz (Oghuz) di Turkistan dan bermigrasi
ke barat dibawah seljuk ibn tuqaq, nah dari namanyalah Bani Seljuk diambil.
[5] .
yang dimaksud tanah suci disini yaitu Yarussalem. Dimana kematian, kebangkitan
dan pengangkatan yesus ke syurga terjadi di tanah suci atau makam suci ini. Dan
dalam ajaran Kristen jika mereka perang bertempur dan gugur dalam memperebutkan
yarussalem maka mereka dijamin masuk surga dan seluruh dosa dosanya di lebur.
[6] .
Dedi Supriyadi : Sejarah Peradaban Islam,hlm.171-172
[7]
.http://wikipedia.org
[8] .
Opcit,Hlm.172
[9] .
kisah dari perjanjian damai ini adalah ketika Richard sakit keras, Salahuddin
secara sembunyi sembunyi berusaha mendatanginya . Ia mengendap endap ketenda
Richard. Begitu tiba, bukan membunuh, malah dengan Ilmu kedokteran yang hebat
Salahuddin mengobatinya hingga akhirnya sembuh. Richard terkesan dengan
kebesaran hati Salahuddin. Iapun menawarkan damai dan berjanji akan menarik
mundur pasukan Kristen pulang ke Eropa.
[10] .
Dedi Supriyadi : Sejarah Peradaban Islam,halm.174
[11] .
Dr. Ali Mufrodi : Islam dikawasan kebudayaan Arab. Hlm.110
[12] .
Ahmad Al-Usairy : Sejarah Islam, hlm.322
[13] .
Wazhir adalah pembantu Khalifah atau Menteri sedangkan Ibnu ‘Alqamiy
Ar-Rafhidiy adalah seorang penganut aliran Syiah yang Ekstrim.
[14] .
Dr. Ali Mufrodi : Islam dikawasan kebudayaan Arab
[15] .
Dinamakan perang Ain jalut karena pasukan mongol ingin merebut mesir tetapi
malang, pasukan mamluk rupanya lebih kuat dan lebih cerdik sehingga pasukan
mongol dapat dipukul di Ain Jalut, palestina tahun 1260 sehingga mengurungkan
niatnya melangkahi mesir .
[16] .
Ilkhaniyah berasal dari Ilkhan yang berarti Khan yang Agung. Ini merupakan
gelar hulaku setelah ia memperoleh kemenangannya, lalu gelar ini diwarisi oleh
keturunannya . dia adalah pendiri pemerintahan ini setelah runtuhnya
pemerintahan Abbasiyah. Maka, irak kemudian tunduk dibawah kekuasaan Ilkhaniyah
dan tergabung kedalam wilayah wilayah yang tunduk kepada mereka. Ibu kota
pemerintahan ini adalah Azarbajian. Sumber sumber sejarah mengumpulkan bahwa
kerusakan, ketidakstabilan, dan pengabaian terhadap kepentingan rakyat
merupakan fenomena yang tampak dalam penyelenggaraan pemerintahan Ilkhaniyah di
irak ini. Penguasa mereka yang terkemuka dan paling memiliki keutamaan adalah
Sultan Mahmud Ghazan (695-704H / 1295-1304 M). dia telah memeluk Islam, begitu
pula seluruh keluarganya. Pemerintahan ini kelak akan menjadi pemerintahan
Islam. Dia telah melakukan banyak perbaikan di Baghdad sesudah kehancuran
totalnya oleh serbuan pasukan Mongolia.
[17]
.Timurlank adalah penguasa terkemuka Mongolia. Dia datang dari timur memimpin
pasukan dalam jumlah yang sangat besar dengan melakukan penaklukan demi
penaklukan. Tidak ada seorangpun yang pernah menjumpainya dibiarkannya hidup.
Pada masa itu irak, Syam dan Turki tergabung dalam wilayah yang ditundukannya.
[18] .
Ahmad Al-Usairy : Sejarah Islam, hlm.324
[19] .
Dedi Supriyadi : Sejarah Peradaban Islam,halm.185-186
Tidak ada komentar:
Posting Komentar