Senin, 08 Juni 2015

perang salib dan bangsa mongol

Pendahuluan

            Sampai Abad ke-11 Masehi, dibawah pemerintahan Kaum Muslimin, Palestina merupakan daerah kawasan yang tertib, aman dan damai. Orang-orang yahudi, Nasrani dan Islam hidup bersama. Kondisi ini tercipta sejak masa Khalifah Khalifah Umar bin Khattab (638M) yang berhasil merebut daerah ini dari kekaisaran Byzantium (Romawi Timur). Namun kedamaian itu seolah lenyap ditelan bumi begitu tentara Salib datang dan melakukan peperangan. Pemandangan mengagumkan akan terlihat beberapa orang memenggal kepala kepala musuh, lainnya menembaki dengan panah panah hingga mereka berjatuhan dari menara menara, lainnya menyiksa dengan lebih kejam dengan memasukannya kedalam api yang menyala. Tumpukan tangan, kaki, kepala terlihat dijalan jalan kota, juga mayat mayat manusia, kuda berserakan. Ini merupakan perang Jihadnya orang orang kafir, yang ingin mengambil alih kekuasaan dari orang orang Muslim.[1] Perang Salib memiliki efek yang buruk tetapi terlokalisir pada dunia islam. Dimana Perang ini meninggalkan bekas yang amat dalam. Muslim secara tradisional mengelu elukan Salahuddin Al-Ayyubi seorang kesatria kurdi sebagai pahlawan perang. Pada abad ke-21, sebagian dunia Arab seperti Gerakan Kemerdekaan Arab dan gerakan Pan-Islamisme masih terus menyebut keterlibatan dunia Barat di Timur Tengah. Perang Salib dianggap oleh dunia Islam sebagai pembantaian yang kejam dan keji oleh kaum Kristen Eropa.[2]
            Sedangkan pada tahun 656H. Baghdad menghadapi serbuan pasukan Mongol dibawah pimpinan Hulaghu Khan. Khilafah Abbasiyah jatuh ketangan orang-orang Mongolia . kemudian bangsa Mongol menguasai Irak[3]. Maka dari sini perlu bagi kita untuk membicarakan secara singkat tentang Mongolia.
           







Perang Salib
v  Sebab Terjadinya
Perang salib ( 1096-1291 M ) terjadi sebagai reaksi dunia Kristen di Eropa terhadap dunia Islam di Asia , yang sejak 632 M, dianggap sebagai pihak “Penyerang”, bukan saja di Syiria dan di Asia kecil, tetapi juga di Spanyol dan Sisilia. Disebut perang salib, karena ekspedisi militer Kristen mempergunakan Salib sebagai simbol pemersatu untuk menunjukan bahwa peperangan yang mereka lakukan adalah perang suci dan bertujuan untuk membebaskan kota suci Baitulmaqdis (Yarussalem) dari tangan orang orang Islam.
Penyebab langsung terjadinya perang salib adalah permintaan Kaisar Alexius Connenus pada tahun 1095 kepada Paus Urbanus II. Kaisar dari Bizantyum meminta bantuan dari Romawi karena daerah daerah yang tersebar sampai ke pesisir Laut Marmora. “dibinasakan” oleh Bani Seljuk[4]. Bahkan, kota Konstantinopel juga diancam. Adanya permintaan ini. Paus melihat kemungkinan untuk mempersatukan kembali (Gereja Yunani dengan Romawi yang telah terpecah tahun 1009-1054 M.
Isi pidato yang menyulut Perang Salib terjadi pada November 1095 Paus Urban menyampaikan pidatonya di Clermont ( bagian tenggara Perancis ) dan memerintahkan orang orang Kristen agar memasuki lingkungan makam suci / tanah suci[5], merebutnya dari orang orang jahat dan menyerahkannya kembali kepada mereka. Inilah pidato paling berpengaruh yang pernah disampaikan oleh Paus sepanjang catatan sejarah. Orang orang yang hadir disana meneriakan slogan Deus Vult  ( Tuhan Menghendaki ) sambil mengacung ngacungkan tangan. Pada musim semi tahun1097 M , sekitar 1.50.000 manusia, sebagian besar orang Frank, Norman, dan sebagian lagi rakyat biasa menyambut seruan untuk berkumpul di Konstantinopel. Pada saat itulah genderang Perang Salib, disebut begitu karna salib dijadikan lencana pertama di tabuh.
Penyebab lain Perang Salib adalah faktor Sosial- Ekonomi. Para pedagang besar yang berada di Pantai Timur Laut Tengah, terutama yang berada di Kota Venezia, Ganoa, dan Pisa, berambisi untuk menguasai sejumlah Kota dagang di sepanjang Kota Timur dan Selatan Laut Tengah untuk memperluas jaringan perdagangan mereka. Untuk itu, mereka rela menanggung sebagian dana Perang Salib dengan maksud menjadikan kawasan itu sebagai pusat perdagangan mereka bila Kristen Eropa memperoleh kemenangan.[6] Beberapa pemimpin dari jamaah Perang Salib itu turut ikut serta oleh dorongan nafsu untuk memperkaya diri sendiri. Pedagang pedagang dari pisa, genoa, naluri perdagangannya melihat adanya kepentingan kepentingan perdagangan dalam peperangan itu. Orang-orang yang suka berkelana dan berpetualang menggabungkan diri dengan tentara Salib mempunyai tujuan hidup yang baru. Banyak pula orang-orang yang mempunyai dosa besar yang beranggapan bahwa turut berperang sebagai penebus dosa dosanya. Sedangkan mayoritas orang-orang Perancis, Italia dan Sisilia yang perekonomian dan kehidupan sosialnya jelek, turut berperang akan memperbaiki ekonomi mereka. Sehingga bisa dikatakan bahwa motivasi keikutsertaan orang orang Eropa Kristen untuk perang jihad bukan semata mata faktor keimanan, Melainkan berbagai faktor. Tetapi yang jelas dalam Perang Salib ini, semangat para Musafir Kristen tampak sangat menonjol. Timbul keinginan untuk berziarah kemana mana kesegala arah, bagi mereka berziarah kepalestina ini dan beribadah ketempat tempat yang menjadi saksi kehidupan Kristus mempunyai impian tersendiri.[7]
Perang Salib bagi orang orang Kristen, juga merupakan jaminan untuk masuk surga sebab jika mati dalam Perang Salib , menurut mereka adalah mati sebagai Pahlawan Agama dan langsung masuk Surga walaupun mempunyai dosa-dosa pada masa lalunya.[8]
v  Periodisasi Perang Salib
            Periodisasi Perang Salib terbagi menjadi tiga periode . Pertama, disebut periode penaklukan (1009-1144 M ), kedua, Periode Masa timbulnya reaksi umat Islam ( 1144-1192 M ), dan Periode Ketiga, masa perang saudara kecil kecilan.
            Periode pertama, disebut periode penaklukan. Jalinan kerja sama Kaisar Alexius I dan Paus Urbanus II berhasil membangkitkan semangat umat Kristen, terutama akibat pidato Paus Urbanus II di Clermont ( perancis selatan ), 26 November 1095 M. pidato tersebut membuat orang orang Kristen mendapatkan suntikan untuk mengunjungi kuburan suci. Hassan Ibrahim dalam buka Tarikh Al Islam ( Sejarah Kebudayaan Islam ) menggambarkan keadaan ini sebagai gerombolan rakyat jelata yang tidak memiliki pengalaman perang, tidak disiplin dan tanpa persiapan. Gerakan ini dipimpin oleh Pierre I’ermite. Sepanjang jalan menuju Konstantinopel. Mereka membuat keonaran, melakukan perampokan dan bahkan terjadi bentrokan dengan penduduk Hongaria dan Bizantium. Akhirnya dengan mudah Pasukan Salib ini dikalahkan oleh pasukan dinasti Saljuk.
            Pasukan Salib berikutnya dipimpin oleh Godfrey Of Bouillon. Gerakan ini lebih merupakan militer yang terorganisasi rapi. Mereka berhasil menduduki kota kecil Palestina ( Yarussalem ) pada 7 Juli 1099 M , pasukan Godfrey ini melakukan pembantaian besar besaran terhadap umat Islam tanpa membedakan laki-laki dan perempuan, anak-anak, dewasa serta tua dan muda. Mereka juga membumi hanguskan bangunan bangunan milik umat Islam.
            Sebelum menduduki Baitulmaqdis, pasukan ini terlebih dahulu merebut Anatalia Selatan, Tarsus, Antiolia, Allepo, dan Ar-Ruba’ (Edessa), juga merebut Tripoli, Syam ( Suriah) dan Arce. Kemenangan pasukan salib  pada periode ini telah mengubah peta dunia Islam dan berdirinya kerajaan kerajaan Latin-Kristen di Timur, seperti kerajaan Baitulmaqdis (1099 M) dibawah pemerintahan Raja Godfrey, Edessa (1099) dibawah Raja Baldwin, dan Tripoli (1099M) dibawah kekuasaan Raja Reymond.
            Periode kedua, disebut periode reaksi umat Islam (1144-1192 M ). Jatuhnya beberapa wilayah kekuasaan umat Islam ketangan kaum kaum Salib membangkitkan kaum Muslimin menghimpun kekuatan untuk menghadapi mereka. Dibawah komando Imanuddin Zangi, gubernur Mosul, kaum  Muslimin bergerak maju membendung serangan pasukan Salib. Bahkan, mereka berhasil merebut kembali Aleppo dan Edessa (1144 M ). Setelah Imududdin wafat tahun 1146 M , posisinya digantikan oleh putranya, Nuruddin Zangi. Ia meneruskan cita cita ayahnya yang ingin membebaskan negara negara islam di Timur dari cengkraman kaum Salib. Kota kota yang berhasil dibebaskan, antara lain Damaskus (1147 M ), Antiolia (1149 M ) , dan Mesir (1169 M ).
            Kemenangan kaum Muslimin ini, terutama setelah munculnya Salahuddin Yusuf Al-Ayubi (Saladin) di Mesir yang berhasil membebaskan Baitulmaqdis pada 2 Oktober 1187. Keberhasilan umat Islam ini telah membangkitkan kaum Salib untuk mengirim ekspedisi militer yang lebih kuat. Ekspedisi ini dipimpin oleh Raja Raja besar Eropa, seperti Frederick I (Barbarosa, kaisar jerman ), Richard I (The Lion Hearted, raja Inggris), dan Philip II (Augustus, Raja perancis). Ekspedisi Salib Ini dibagi beberapa divisi, sebagian menempuh jalur darat sebagian yang lain menempuh jalur Laut. Frederick yang memimpin jalur darat tewas ketika menyeberangi sungai Armenia, dekat kata Ruba’ (Edessa). Sebagian tentaranya kembali, kecuali beberapa orang yang terus melanjutkan perjalanan dibawah pimpinan putera Frederick.
            Dua divisi lainnya yang menempuh jalur Laut bertemu di Sisilia. Mereka berada di Sisilia hingga musim dingin berlalu. Karena terjadi kesalahpahaman, akhirnya mereka meninggalkan Sisilia secara terpisah. Richard menuju Ciprus dan mendudukinya, kemudian melanjutkan perjalan ke Syuriah (Syam), sedangkan Philip langsung ke Arce, dan pasukannya berhadapan dengan pasukan Salahuddin Al-Ayyubi, sehingga terjadi pertempuran sengit, namun akhirnya pasukan Salahudin Al-Ayyubi memilih mundur dan mengambil langkah untuk mempertahankan Mesir. Dalam keadaan demikian pihak Richard dan pihak Salahuddin Al-Ayyubi sepakat untuk melakukan gencatan senjata dan membuat perjanjian damai[9]. Inti perjanjian damai itu adalah daerah pedalaman akan menjadi milik kaum Muslimin dan umat Kristen yang akan berziarah ke Baitulmaqdis akan terjamin keamanannya. Adapun pesisir utara, Arce, dan jaita berada di bawah kekuasaan tentara Salib.
            Periode ketiga ( 1193-1291 M ) lebih dikenal dengan periode perang saudara kecil kecilan atau periode kehancuran didalam pasukan Salib. Hal ini disebabkan oleh ambisi Politik untuk memperoleh kekuasaan dan sesuatu yang bersifat materialistik daripada motivasi Agama. Dalam periode ini, muncul pahlawan wanita dari kalangan kaum Muslimin yang terkenal gagah berani, yaitu Syajar Ad-Durr. Ia berhasil menghancurkan pasukan Raja Louis IX  dari Perancis sekaligus menangkap Raja tersebut. Bukan hanya itu, pahlawan wanita yang gagah berani ini telah mampu menunjukan kebesaran Islam dengan membebaskan dan mengizinkan Raja Louis IX kembali ke negerinya, Perancis.[10] Pada tahun 1219 M meletus kembali peperangan, dimana tentara Kristen dipimpin oleh Raja Jerman, Frederik II, mereka berusaha merebut mesir lebih dahulu sebelum ke Palestina dengan harapan mendapatkan bantuan dari orang-orang Kristen disana. Dalam serangan tersebut mereka berhasil menduduki Dimyath. Raja Mesir saat itu, dari dinasti Ayyubiyah ,Al Malik Al Kamil membuat perjanjian dengan Frederick. Isinya antara lain Frederick bersedia melepaskan Dimyath dan sementara Al Malik Al Kamil melepaskan Palestina, Frederick menjamin keamanan kaum Muslim disana. Dalam perkembangan berikutnya, Palestina dapat direbut kembali oleh Kaum Muslimin pada Tahun 1247 M, pada masa pemerintahan Al Malik Al Shalih, penguasa Mesir selanjutnya. Dan selanjutnya ketika Mesir dikuasai oleh dinasti Mamalik yang menggantikan dinasti Ayyubiyah, pimpinan perang dipegang oleh Baibars, Qalawun dan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah. Pada masa merekalah daerah Akka dapat direbut kembali oleh Kaum Muslim pada Tahun 1291 M. Demikianlah Perang Salib yang berkobar di Timur. Perang Ini tidak berhenti di Barat. Di Spanyol , Sampai Kaum Muslim terusir dari sana.[11]
v  Akibat Perang Salib
            Perang salib menimbulakan beberapa akibat penting dalam sejarah Dunia. Perang salib membawa Eropa kedalam kontak langsung dengan Dunia Muslim dan terjadinya hubungan antara Timur dan Barat. Kontak ini menimbulkan saling tukar pikiran antara dua belah pihak. Pengetahuan orang Timur yang Progresif dan maju memberi daya dorong besar bagi pertumbuhan Intelektual Eropa Barat. Hal ini melahirkan suatu bagian penting dalam menumbuhkan Renaisans di Eropa.
            Keuntungan perang salib bagi Eropa adalah menambah lapangan perdagangan, mempelajari kesenian dan penemuan penting, seperti kompas pelaut, kincir angin dan sebagainya dari orang Islam. Mereka juga dapat mengetahui cara bertani yang maju dan mempelajari kehidupan industri timur yang lebih berkembang. Ketika kembali ke Eropa , mereka mendirikan sebuah pasar khusus untuk barang barang Timur. Orang Barat memulai manyadari kebutuhan akan barang barang Timur. Dan karena kepentingan ini perdagangan antara Timur dan Barat menjadi lebih berkembang. Kegiatan perdagangan tersebut lebih mengarah pada perkembangan kegiatan Maritim di Laut Tengah. Orang orang Islam yang pernah menguasai Luat Tengah kehilangan kekuasaan, sementara orang Eropa bebas menggunakan  jalan laut melalui Laut Tengah tersebut.

v  Poin Poin Kesimpulan :

·         Perang Salib Terjadi Selama 3 Abad yakni pada Tahun 1096 sampai Tahun1291 Masehi.
·         Perang Salib sebagai reaksi Umat Kristen Eropa pada Umat Islam Asia yang sejak Tahun 632 M dianggap sebagai pihak penyerang. Bertujuan untuk membebaskan Kota Suci (Yarussalem) dari kekuasaan Umat Islam.
·         Perang Salib pada hakekatnya bukan perang antar Agama, melainkan perang merebut kekuasaan daerah. Hal ini dibuktikan bahwa Tentara Salib dan Tentara Muslim saling bertukar ilmu pengetahuan, dan kebudayaan.
·         Selain faktor kekuasaan, Perang Salib juga disebabkan oleh faktor Sosial-Ekonomi.
·         Perang Salib bagi orang orang Kristen, merupakan jaminan untuk masuk surga sebab jika mati dalam Perang Salib , menurut mereka adalah mati sebagai Pahlawan Agama dan langsung masuk Surga walaupun mempunyai dosa-dosa pada masa lalunya.
















Bangsa Mongol
v  Asal Mongolia dan Karakter Mereka
            Mereka adalah kabilah kabilah besar yang menyerupai sebuah bangsa pedalaman penduduk dan nomadik. Mereka adalah pengembala yang hidup didataran luas didaratan Asia (dataran Mongolia) yang luas, memanjang dari Asia Tengah, Siberia Selatan, Tibet Utara dan Turkistan Timur. Pekerjaan sehari hari mereka adalah sebagai pengembala dan pemburu . disamping mereka telah ada peradaban peradaban dan kerajaan kerajaan yang memiliki keunggulan. Hal inilah yang menimbulkan perasaan iri terhadap semua itu, padahal sebenarnya mereka merasa sanggup untuk melakukannya. Mayoritas mereka adalah para penyembah berhala dan penyembah kekuatan kekuatan Ghaib seperti Jin dan Syeitan. Dikalangan mereka tersebar paham hedonisme (Paham serba boleh). Hal ini diketahui dari peperangan peperangan mereka yang penuh kekejaman dan sikap khianat, suka melanggar perjanjian , dan menumpahkan darah, serta merampas segala sesuatu juga memusuhi harta benda.[12]
v  Invasi / Serangan Bangsa Mongol
            Pada tahun 656H. Baghdad menghadapi serbuan pasukan Mongol dibawah pimpinan Hulaghu Khan. Perlawanan kaum muslimin mampu mereka patahkan. Pasukan tatar dibawah komando Yogunus memasuki kota Baghdad dari jalur barat, sedangkan pasukan lainnya yang langsung dibawah pimpinan Hulago masuk dari jalur timur. Ketika Khalifah Al-Mu’tashim bersama beberapa pembesar dan tokoh tokoh masyarakat keluar untuk menjumpai mereka (Pasukan Mongol), semuanya dipancung lehernya, termasuk Al-Mu’tashim sendiri, yang setelah dibunuh lalu diseret seret dengan kuda. Paasukan Mongol kemudian membludak memasuki Baghdad. Tiga puluh empat hari lamanya pedang mereka merajalela, hanya sedikit saja penduduk yang selamat. Kaum muslimin yang gugur akibat keganasan pasukan Mongol jumlahnya lebih dari  satu juta delapan ratus ribu orang. Setelah itu barulah orang orang mongol menyerukan perdamaian.
Menurut beberapa sumber sejarah kedatang Hulagu ke Baghdad atas undangan seorang Wazhir yang bernama Ibnu ‘Alqamiy Ar-Rafhidiy[13]. Konon ia yakin bahwa Hulago akan membunuh Khalifah Al-Mu’tashim dan setelah itu Hulago akan pergi meninggalkan Baghdad. Dengan demikian Ibnu ‘Alqamiy Ar-Rafhidiy dapat memindahkan kekuasaan kekhalifahan kepadanya. Tetapi menurut kenyataan setelah pasukan Mongol membunuh Khalifah, mereka merampok semua yang terdapat didalam istana lalu membakar kota Baghdad hingga banyak sekali penduduknya yang mati. [14]

v  Pemimpin Pemimpin Mongolia Yang Terkemuka
·         Jenghis Khan (7H/12-13 M)
            Dia adalah pemimpin paling terkemuka tanpa tanding. Dialah yang menundukan seluruh Mongolia dan Tartar di bawah kekuasaanya dan menyatukan mereka , lalu membentuk pasukan yang sangat besar . dia juga yang meletakan Undang Undang Mongolia yang terkenal. Dengan pasukannya dia menyerbu pemerintahan Khawarizm dan menghancurkannya. Dia menguasai Negeri Negeri Asia (dengan kota kotanya yang terkenal : Bukhara,balkh,Naisabur,Samarkand, dan sebagainya, juga kota kota besar Iran)
·         Hulaku (7H-13M)
            Dia menyerbu kearah wilayah Timur dunia Islam, lalu menghancurkan Baghdad, dengan membunuh sebagian besar penduduknya. Bahkan juga membunuh Khlifah terakhir Abbasiyah (al-Mu’tashim) hingga berakhirlah Khilafah Abbasiyah. Dia kemudian melanjutkan penyerbuannya, menghancurkan sebagian kota kota di Syam. Dia dan pasukannya tidak berhenti kecuali setelah menderita kekalahan yang meremukkan di hadapan mamluk dalam perang Ain Jalut[15] pada tahun 658 H/1259 M . dia juga mendirikan pemerintahan Ilkhaniyah[16] di irak (Wilayah yang tunduk dibawah kekuasaanya).
·         Timurlank (8H/14M)
            Dialah yang memusnahkan negeri Persia, Irak,Syam, dan Turki.[17]
·         Zhahiruddin Babur (10H/15-16M)
            Dia adalah pendiri kekaisaran Mongolia (Muslim) di India, yang berkuasa sepanjang Tahun 932-1275 H/ 1526 -1858 M. [18]
v  Akibat Serangan Mongol Terhadap Islam
            Dampak serangan Mongol terhadap Islam itu ada yang Positif dan ada yang Negatif. Dampak negatifnya tentu lebih besar. Kehancuran jelas dimana mana akibat serangan Mongol. Kehancuran kota-kota dengan bangunan bangunan yang indah indah dan perpustakaan yang mengoleksi banyak  buku memperburuk situasi umat Islam. Pembunuhan terhadap Umat Islam terjadi, bukan hanya pada masa Hulagu yang membunuh Khalifah Abbasiyah beserta keluarganya, tetapi pembunuhan juga dilakukan terhadap umat Islam yang tidak berdosa seperti yang dilakukan oleh Argun Khan dan para pemimpin bangsa Mongol yang lainnya. Bangsa Mongol yang asal mulanya memeluk Agama nenek moyang mereka lalu beralih memeluk Agama Budha. Yang lebih fatal lagi yaitu hancurnya Baghdad sebagai pusat dinasti Abbasiyah yang didalamnya terdapat berbagai tempat belajar dengan fasilitas perpustakaan , hilang lenyap dibakar oleh Hulaghu. Suatu kerugian besar bagi Khazanah Ilmu Pengetahuan yang dampaknya masih dirasakan hingga kini.
            Sedangkan dampak positifnya, dengan berkuasanya bangsa Mongol ini setelah para pemimpinnya memeluk Agama Islam. Mereka dapat  masuk Islam karna berasimilasi dan bergaul dengan masyarakat Muslim dalam waktu yang panjang, seperti yang dilakukan oleh Gazan Khan (1295 – 1304 M) yang menjadikan Islam sebagai Agama Resmi kerajaanya walaupun pada mulanya ia beragama Budha. Dan sepeninggal gazan digantikan oleh Uljaitu Khuda Banda (1305-1316M ) yang memberlakukan aliran Syi’ah sebagai hukum resmi kerajaannya. Ia mendirikan Ibukota baru yang bernama sultaniyah dekat Qazwain yang dibangun  dengan arsitektur Khas II Khaniyah. Banyak koloni dagang italia terdapat di Tabriz dan II Khaniyah menjadi pusat perdagangan yang menghubungkan antara dunia barat dan india serta timur jauh. Namun, perselisihan dalam keluarga dinasti II Khaniyah menyebabkan runtuhnya kekuasaan mereka.[19]








Daftar Pustaka

·         Al-Usairy,Ahmad: Sejarah Islam : Akbarmedia, Jakarta, 2003
·         Supriyadi,Dedi : Sejarah Peradaban islam ,Pustaka Setia, bandung, 2008
·         Mufrodi,Ali : Sejarah Umat islam, Bulan Bintang,Jakarta, 1986
·         http://wikipedia.org



[1] . Dr. Ali Mufrodi : Islam dikawasan kebudayaan Arab. Hlm.110
[2] . http://wikipedia.org
[3] . Ahmad Al-Usairy : Sejarah Islam, hlm.322
[4] Bani Seljuk berasal dari suku bangsa Ghuzz (Oghuz) di Turkistan dan bermigrasi ke barat dibawah seljuk ibn tuqaq, nah dari namanyalah Bani Seljuk diambil.
[5] . yang dimaksud tanah suci disini yaitu Yarussalem. Dimana kematian, kebangkitan dan pengangkatan yesus ke syurga terjadi di tanah suci atau makam suci ini. Dan dalam ajaran Kristen jika mereka perang bertempur dan gugur dalam memperebutkan yarussalem maka mereka dijamin masuk surga dan seluruh dosa dosanya di lebur.
[6] . Dedi Supriyadi : Sejarah Peradaban Islam,hlm.171-172
[7] .http://wikipedia.org
[8] . Opcit,Hlm.172
[9] . kisah dari perjanjian damai ini adalah ketika Richard sakit keras, Salahuddin secara sembunyi sembunyi berusaha mendatanginya . Ia mengendap endap ketenda Richard. Begitu tiba, bukan membunuh, malah dengan Ilmu kedokteran yang hebat Salahuddin mengobatinya hingga akhirnya sembuh. Richard terkesan dengan kebesaran hati Salahuddin. Iapun menawarkan damai dan berjanji akan menarik mundur pasukan Kristen pulang ke Eropa.
[10] . Dedi Supriyadi : Sejarah Peradaban Islam,halm.174
[11] . Dr. Ali Mufrodi : Islam dikawasan kebudayaan Arab. Hlm.110
[12] . Ahmad Al-Usairy : Sejarah Islam, hlm.322
[13] . Wazhir adalah pembantu Khalifah atau Menteri sedangkan Ibnu ‘Alqamiy Ar-Rafhidiy adalah seorang penganut aliran Syiah yang Ekstrim.
[14] . Dr. Ali Mufrodi : Islam dikawasan kebudayaan Arab
[15] . Dinamakan perang Ain jalut karena pasukan mongol ingin merebut mesir tetapi malang, pasukan mamluk rupanya lebih kuat dan lebih cerdik sehingga pasukan mongol dapat dipukul di Ain Jalut, palestina tahun 1260 sehingga mengurungkan niatnya melangkahi mesir .
[16] . Ilkhaniyah berasal dari Ilkhan yang berarti Khan yang Agung. Ini merupakan gelar hulaku setelah ia memperoleh kemenangannya, lalu gelar ini diwarisi oleh keturunannya . dia adalah pendiri pemerintahan ini setelah runtuhnya pemerintahan Abbasiyah. Maka, irak kemudian tunduk dibawah kekuasaan Ilkhaniyah dan tergabung kedalam wilayah wilayah yang tunduk kepada mereka. Ibu kota pemerintahan ini adalah Azarbajian. Sumber sumber sejarah mengumpulkan bahwa kerusakan, ketidakstabilan, dan pengabaian terhadap kepentingan rakyat merupakan fenomena yang tampak dalam penyelenggaraan pemerintahan Ilkhaniyah di irak ini. Penguasa mereka yang terkemuka dan paling memiliki keutamaan adalah Sultan Mahmud Ghazan (695-704H / 1295-1304 M). dia telah memeluk Islam, begitu pula seluruh keluarganya. Pemerintahan ini kelak akan menjadi pemerintahan Islam. Dia telah melakukan banyak perbaikan di Baghdad sesudah kehancuran totalnya oleh serbuan pasukan Mongolia.

[17] .Timurlank adalah penguasa terkemuka Mongolia. Dia datang dari timur memimpin pasukan dalam jumlah yang sangat besar dengan melakukan penaklukan demi penaklukan. Tidak ada seorangpun yang pernah menjumpainya dibiarkannya hidup. Pada masa itu irak, Syam dan Turki tergabung dalam wilayah yang ditundukannya.
[18] . Ahmad Al-Usairy : Sejarah Islam, hlm.324
[19] . Dedi Supriyadi : Sejarah Peradaban Islam,halm.185-186

Tidak ada komentar:

Posting Komentar