PENDAHULUAN
Secara ilmiah, balaghah merupakan suatu disiplin ilmu
yang berlandaskan pada kejernihan jiwa dan ketelitian menangkap keindahan dan
kejelasan perbedaan yang samar di antara macam-macam uslub.
Ketika kita belajar ilmu balaghah (bayan), kita akan
bertemu dengan yang namanya tasbih, majaz, dan kinayah.
Dalam makalah ini, saya akan membahas tentang isti’arah
di dalam QS Ibrahim ayat 1 yang berbunyi:
كِتبٌ اَنْزَلْنهُ اِلَيْكَ لِتُخْرِجَ النَّاسَ مِنَ
الظُّلُمتِ اِلَى النُّوْرِ..(ابراهيم:1)
Artinya: (ini adalah)
kitab yang kami turunkan kepada kamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari
gelap gulita kepada cahaya terang benderang...(Qs. Ibrahim:1)
Dalam makalah ini, saya akan membahas tentang majaz.
Cakupannya meliputi majaz lughawi dan majas aqli. Dalam makalah ini saya
sebagai penulis lebih menitik beratkan penulisan kepada majaz lughawi, yang
mana majaz lughawi itu lebih banyak membahas tentang isti’arah.
PEMBAHASAN
A. Majas (penyerupaan)
المجاس
|
العقلي
|
الغوي
|
ماعلافتهاغيرالمشابهة
|
ماعلافتهاالمشابهة
|
المجاس المرسل(المفردة )
المجاس المرسل(المركب )
|
الإستعارة(المفردة)
الإستعارة المركبة (اتمثلية)
|
مجردة
|
تبعية
|
اصلية
|
مكنية
|
تصرحية
|
بإعتبار الملائمة
|
بإعتبار شالكلمة
|
بإعتبار الطرف
|
مرسهة
|
مشبه
|
مشبه به
|
فعل مشتق
|
إسم جامد
|
مشبه به
|
طراف
مشبه به
|
مطلقة
|
Majas lughawi adalah lafadz yang digunakan dalam makna yang bukan
seharusnya karena adanya hubungan (halaqah) disertai karinah yang menghalangi
pemberian makna secara hakiki.
Hubungan antara makna hakiki
dan makna majazi itu kadang-kadang karena adanya keserupaan dan lain dari itu.
Karinah itu ada kalanya lafdziyah dan ada kalanya haliyah.
Majas itu disebabkan oleh dua hal:
1. Halaqah
Hubungan kesamaan antara makna asli dan makna
majazi
2. Karinah
Lafadz yang menghalangi arti dan kata asli
Keterangan bagan:
o
Isti’aarah adalah tasybih
yang dibuang salah satu tharafnya. Oleh karena itu, hubungan antara makna
hakiki dan makna majazi (halaqah) adalah musyabahah selamanya.
o
Dikatahkan isti’aarah
mufradah apabila mainnya di kata dan salah satu tharafnya tidak disebut. Jadi,
kalau isti’aarah mufradah, kita dapat melihat
dari lafadznya.
o
Dikatakan isti’aarah
tamtsiliyyah (murakab) apabila susunan kalimat yang digunakan bukan pada makna
aslinya karena ada hubungan keserupaan (antara makna asli dan makna majazi)
disertai adanya karinah yang menghalangi pemahaman terhadap kalimat tersebut
dari makna aslinya. Artinya, isti’arah murakkab ini dapat dilihat dari keseluruhan
kalimatnya, bukan dari lafadznya.
o
isti’aarah mufradah ini dapat
dilihat pada tiga tempat:
a. Jika dilihat dari tharafnya dibagi atas 2:
·
Tashrihiyyah
Isti’aarah yang musyabah-bihnya ditegaskan dan
salah satu tharafnya dibuang
·
Makniyyah
Isti’aarah yang musyabah-bihnya dibuang dan
sebagai isyarat ditetapkan salah satu sifat khasnya
b. Jika dilihat dari kalimahnya dibagi atas 2:
·
Ashliyyah
Isim (kata benda) yang dijadikan isti’aarah
berupa isim jamid
·
Taba’iyyah
Apabila lafadz yang dijadikan isti’aarah berupa
isim musytaq atau fi’il
c. Jika dilihat dari malaimahnya dibagi atas 3:
·
Murasysyahah
Isti’aarah yang disertai penyebutan kata-kata
yang relevan dengan musyabah-bih (sisa kalimat sesuai dengan musyabah-bih)
·
Mujarradah
Isti’aarah yang disertai penyebutan kata-kata
yang relevan dengan musyabah (sisa kalimat sesuai dengan musyabah)
·
Muthlaqah
Isti’aarah yang tidak disertai penyebutan
kata-kata yang relevan dengan musyabah mapun musyabah-bih (tidak ada sisa
kalimat yang relevan)
Isti’aarah murasysyahah lebih baligh dari pada
isti’aarah muthlaqah. Isti’aarah muthlaqah lebih baligh dari pada isti’aarah
mujarradah.
B. Nilai
isti’aarah di dalam ilmu balaghah
Nilai isti’aarah dalam
balaghah lebih besar daripada tasybih yang baligh itu sekalipun disusun atas
anggapan bahwa musyabah dan musyabah-bihnya sama, tapi tasybihnya tetap
disengaja dan terlihat. Berbeda dengan isti’aarah, padanya tasybih diabaikan
lagi tersembunyi.
Adapun nilai isti’aarah
dilihat dari segi rekayasa dan keindahan berilusi dan pengaruhnya dalam jiwa
para pendengarnya adalah adanya kesempatan yang luas untuk berkreasi dan adanya
arena lomba bagi para pakar sastra.
Keistimewaan isti’aarah
adalah tidak kelihatan bahwa sesungguhnya isti’aarah itu adalah tasybih.
Seakan-akan ketika menggunakan isti’arah kita tak pernah menduga bahwa kita
telah menggunakan tasybih. Hal ini dikarenakan, isti’aarah lebih baligh
daripada tasybih karena pada isti’aarah salah satu tharafnya dibuang. Atau,
pada hakikatnya, isti’aarah dan tasybih itu sama, Cuma isti’aarah lebih baligh
daripada tasybih karena salah satu tharafnya tidak disebut.
C. Isti’aarah dalam Qs Ibrahim ayat 1
Isti’aarah yang terdapat dalam Qs Ibrahim ayat
1 yang berbunyi:
كتب انزلنه إليك لتخرج الناس من الظلمت
الى النور...
Artinya: (ini adalah)
kitab yang kami turunkan kepada kamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita
kepada cahaya terang benderang...(Qs. Ibrahim:1)
Pada
ayat diatas terdapat majaz lughawi, yaitu kata yang digunakan bukanlah pada
makna aslinya. Pada ayat diatas bisa kita lihat pada lafadz azhzhulumaat dan
annur. Azhzhulumat pada makna hakiki, gelap. Tapi, pada lafadz ini yang
diinginkan adalah makna majazinya yakni kesesatan. Dan pada lafadz annur, makna
hakikinya adalah cahaya, tapi makna yang diinginkan adalah makna majazi yaitu
petunjuk, hidayah dan iman.
Halaqah antara makna hakiki dan makna
majazi adalah adanya keserupaan antara gelap dan kesesatan dan juga cahaya
dengan petunjuk dan hidayah. Dan karinahnya adalah haliyah. Kenapa
haliyah? Hal ini dikarenakan pada lafadz ini menerangkan tentang keadaan
orang-orang yang berada dalam kegelapan itu adalah orang yang berada dalam
kesesatan, dan ketika Allah menurunkan kitabnya melalui Rasulullah, manusia
perlahan mulai mendapatkan cahaya, yaitu petunjuk dan hidayah.
Apabila kita perhatikan majaz
diatas, maka kita dapatkan bahwa setiap majaz itu mencakup sebuah tasybih yang
darinya dibuang musyabahnya, dan sebagai gantinya didatangkan musyabah-bih
dengan dakwaan bahwa musyabah bih adalah musyabah itu sendiri. Majaz ini
disebut isti’arah, dan karena musyabah-bihnya dalam majaz ini disebut dengan
tegas, maka isti’arahnya disebut isti’aarah tashrihiyah.
SIMPULAN
Majaz lughawi adalah lafadz
yang digunakan bukan pada makna seharusnya karena adanya hubungan (halaqah)
disertai karinah yang menghalangi pemberian pada makna hakiki.
Di dalam isti’arah harus ada
halaqah dan karinah (sesuatu yang menghalangi pemberian makna hakiki).
Adapun keistimewaan isti’aarah adalah tidak
kelihatan bahwa sesungguhnya isti’aarah itu adalah tasybih.